Sunday, November 28, 2010

Lambang Iblis yang Tak Pernah Kita Sadari






Tanda tanduk adalah tangan isyarat dengan berbagai arti dan digunakan dalam budaya lain. Hal ini dibentuk oleh memperpanjang indeks dan jari-jari sedikit sambil memegang tengah dan jari manis ke bawah dengan jempol.

berikut penjelasannya :

Salam Tiga Jari, Awalnya Untuk Mengusir Setan
“Salam tiga jari!” Semua orang yang akrab dengan musik rock pasti sudah akrab dengan ungkapan itu. Memang awalnya salam menggunakan tangan dengan jari-jari yang membentuk ‘tanduk’ ini lekat dengan genre musik rock meski dalam perkembangannya salam ini jadi ‘melebar’ kemana-mana. Tapi benarkah ‘salam tiga jari’ ini murni monopoli para metaller? Sebenarnya tidak juga karena ‘tanda’ ini sudah berumur cukup tua.

Kalau mencoba melihat ke belakang, ‘salam tiga jari’ ini memang pertama kali dipopulerkan oleh Ronnie James Dio yang kala itu menjabat sebagai vokalis Black Sabbath. Dio sendiri tak pernah membuat klaim bahwa ia adalah penemu ‘salam tiga jari’ karena ide awalnya ia hanya ingin ‘meniru’ Ozzy Osbourne yang punya trademark simbol V (jari telunjuk dan jari tengah).

Dari berbagai keterangan, dapat disimpulkan bahwa ‘salam tiga jari’ sudah muncul di daratan Eropa sejak, mungkin, sejak ratusan tahun yang lalu. Dugaan ini dikuatkan oleh pernyataan Dio yang mengatakan kalau ia meniru ‘salam tiga jari’ ini dari neneknya yang sering menggunakan malocchio ini sebagai sarana untuk mengusir setan atau kekuatan jahat penyihir.

Kalau Anda sempat membaca novel DRACULA karya Bram Stoker yang sempat difilmkan itu, Anda bisa menemukan clue kalau tanda ini sudah digunakan saat novel ini ditulis di tahun 1897. Kalau tidak salah keterangan ini ada di bab pertama dari novel ini. Ini artinya, ‘tanda’ itu sudah digunakan oleh orang-orang di daratan Eropa, termasuk Italia tempat asal nenek Dio, sejak dulu kala.

Awalnya ‘tanda’ ini memang digunakan dalam konteks yang berbau magis. Ada yang bilang kalau ‘tanda’ ini harus dibuat setiap kali orang ingin terhindar dari malapetaka sementara yang lain mengatakan kalau tanda ini bisa menghilangkan kekuatan penyihir yang biasanya menggunakan sorotan matanya untuk mengutuk seseorang.

Konon, ‘tanda’ yang juga dikenal dengan berbagai nama seperti maloik, devil sign, devil horns, goat horns, metal horns, death fist, horns up, slinging metal, metal sign, sticks up, throwing the goat, rocking the goat, sign of the goat, throwing the horns, evil fingers, the horns, forks, metal fist, satan salute dan jackal ini sempat dibawa ke kultur populer oleh Anton LaVey yang menjadi pendiri sekaligus pemimpin agung Church of Satan meski tak jelas kapan tepatnya.

Dalam dunia musik sendiri ada beberapa kejadian yang sempat disebut sebagai awal kemunculan ‘salam tiga jari’ ini. John Lennon sempat digambarkan menggunakan ‘tanda’ ini dalam sampul album The Beatles yang berjudul YELLOW SUBMARINE (1969). Di tahun yang sama juga sebuah band bernama Coven juga terlihat menggunakan ‘salam tiga jari’ dalam sampul album WITCHCRAFT DESTROYS MINDS & REAPS SOULS.

Sekitar awal tahun 1970-an, Parliament-Funkadelic juga menggunakan ‘salam tiga jari’ ini dengan sebutan P-Funk sign dan mereka juga menggunakannya pada sampul album AHH… THE NAME IS BOOTSY, BABY! yang dirilis tahun 1977.

Terry Butler (Black Sabbath) juga sempat dipotret sambil memberi ‘salam tiga jari’ di tahun 1971 sementara Gene Simmons (KISS) juga melakukan hal yang sama saat ia terpampang sebagai sampul album LOVE GUN di tahun 1977. Di tahun yang sama Frank Zappa juga sempat terlihat memberikan ‘salam tiga jari’ dalam film BABY SNAKES.

Saat ini, ‘salam tiga jari’ memang bukan lagi monopoli para metaller karena banyak ‘pihak’ yang juga menggunakan ‘tanda’ ini tanpa konotasi magis atau heavy metal. Di bawah ini adalah beberapa alternatif penggunaan ‘salam tiga jari’ dalam berbagai konteks termasuk olahraga.

Di Italia, menunjuk indeks dan jari kelingking pada seseorang adalah kutukan umum serta tuduhan memiliki istri yang tidak setia. Dengan jari-jari ke bawah, itu adalah isyarat apotropaic umum sebagai gantinya, dengan mana orang takhayul mencari perlindungan dalam situasi malang (sesuatu seperti kayu menyentuh). Jadi misalnya Presiden Republik Italia Giovanni Leone mengejutkan negara saat, sedangkan di Napoli selama wabah dari kolera , ia berjabat tangan pasien dengan satu tangan sementara dengan yang lain di balik punggungnya ia membuat corna tersebut. Tindakan ini dengan baik didokumentasikan oleh jurnalis dan fotografer yang berada tepat di belakangnya, suatu fakta yang telah lolos Leone pikiran Presiden pada saat itu. isyarat ini ditafsirkan sebagai sangat ofensif untuk pasien. Hal ini jauh lebih umum di Italia selatan , dan merupakan ciri khas dalam budaya populer Naples, di mana Presiden Leone dilahirkan.

No comments:

Post a Comment